Senin, 01 April 2024

Siapakah yang Dirindukan Menjadi Penghuni Surga?


Siapakah yang Dirindukan Menjadi Penghuni Surga?

Oleh: Sri Sugiastuti

Setiap Ramadan selalu ada catatan istimewa yang perlu ditindaklanjuti. Bagaimana dengan sisa usia yang ada, terus berikhtiar mengupgrade diri agar naik kelas. Allah pasti punya catatan tersendiri untuk mereka yang berjuang meraih gelar takwa juga punya keinginan kuat menggapai rida-Nya.

Kegiatan yang sangat mendukung ke arah ketakwaan bisa dilaksanakan di masjid, di rumah atau pun di perjalanan. Hampir di setiap masjid punya acara andalan yang disajikan kepada warga sekitar. Begitu juga dengan warga yang sadar akan keberadaan masjid, sudah pasti dijadikan tempat untuk melaksanakan berbagai amalan di bulan Ramadan.

Tiap hari warga masjid menjalankan program Ramadan sebaik-baiknya. Momen ini menjadi sarana untuk menambah keimanan, ketakwaan, juga kesempatan untuk
memuliakan bulan Ramadan. Rata- rata sehari 2 kali sehari warga masjid yang mengikuti kajian juga salat taraweh dan salat fardu di masjid mendapat siramam  rohani yang bisa mencerahkan batin mereka masing- masing.

Ada catatan kajian usai salat Subuh di Ramadan hari ke 21 yang sangat mencerahkan dan menambah semangat jamaah yang mengikuti kajian tersebut. " Siapakah yang dirindukan Surga?" Satu pertanyaan yang membuat jamaah tergelitik.

Dijelaskan oleh Pak Ustad ada empat  golongan yang dirindukan sebagai penghuni Surga

1. Orang yang mentadaburi Alquran.Banyak ayat dan hadis yang menguatkan pernyataan tersebut.

Sesungguhnya Al-Quran ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi kabar gembira kepada orang-orang mukmin yang mengerjakan amal shalih bahwa bagi mereka ada pahala yang besar (QS Al-Isra: 9).
Dengan tekun mempelajari dan melaksanakan tadabbur Al-Quran, maka Insya Allah kita terhindar dari kemaksiatan dan kekufuran karena Al-Quran akan selalu menuntun kepada kebaikan. Begitu juga dengan Guru TPA yang mengajarkan Al Quran menjadi orang yang dirindukan Surga.

2. Orang yang menjaga lisan. Berhati- hatilah dengan ucapan yang meluncur dari mulut kita. Kepelesetnya lisan dibawa mati. Gunakan prinsip"Bicaralah yang baik atau diam". Fenomena yang ada saat ini justru ghibah semakin merajalela.
Dari Abu Hurairah RA, Nabi SAW bersabda terkait ghibah:
"Tahukah kamu, apa itu ghibah?" Para sahabat menjawab, "Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu." Kemudian Beliau bersabda, "(Ghibah yaitu) kamu membicarakan (menyebut-nyebut) saudaramuatas hal-hal yang tidak disukainya (dibencinya)."
Ditanyakan kepada Rasulullah, "Lalu bagaimana jika apa yang aku bicarakan itu memang benar ada pada diri saudaraku?" Rasulullah SAW berkata, "Jika apa yang kamu bicarakan itu memang ada pada diri saudaramu, maka kamu telah menggunjingnya. Dan jika yang kamu bicarakan itu tidak ada pada diri saudaramu, maka kamu telah berbuat kedustaan (kebohongan) terhadapnya." (HR Muslim).
Itu sebabnya orang yang bisa menjaga lisanya menjadi orang yang dirindukan Surga.Mereka berbicara yang baik, taat pada Allah dan tidak menyakiti orang lain dengan lisannya.

3. Orang yang sering memberi makan hambabAllah yang membutuhkan. Mereka yang rajin bersedekah karena Allah. Termasuk menginfaqkan sebagian rezekinya di jalan Allah.
QS. Ali Imran ayat 134: "(yaitu) orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan.” 
Sangat jelas ayatnya. Mereka dicintai Allah dan dir8ndukan Surga.

4 . Orang yang berpuasa di bulan Ramadan. Ternyata
ada 2 kebahagiaan yang diterima orang yang berpuasa.  Kebahagiaan yang utama saat mereka berbuka puasa. Yang kedua kelak mereka akan masuk seaat  pintu Royan.

Selain di dalam Al-Qur'an, kewajiban ibadah puasa juga disebutkan dalam sejumlah hadis, yaitu:
Rasulullah Shallallahu'alahiwa sallam menyampaikan
“Seluruh amalan kebaikan manusia akan dilipatgandakan menjadi sepuluh sampai tujuh ratus kali lipat. Allah Ta'ala berfirman, “Kecuali puasa. Sebab pahala puasa adalah untuk-Ku. Dan Aku sendiri yang akan membalasnya. Ia (orang yang berpuasa) telah meninggalkan syahwat dan makannya karena-Ku." HR Bukhari & Muslim.

Nah, 4 golongan ini sangat dirindukan Surga. Tema Pencerahan  ini walaupun sering didengar atau disampaikan tetap saja menjadi kabar gembira dan memotivasi diri supaya tetap semangat menggapai rida Allah.

Soloraya 01 04 2024

Rabu, 13 Maret 2024

CINTA DUNIA ITU PENYAKIT HATI


CINTA DUNIA ITU PENYAKIT HATI

Oleh : Sri Sugiastuti

Dunia dan segala isinya selalu menggoda. Allah ciptakan dunia sebagai tempat hidup makhluknya sejak ia lahir hingga menutup mata. Sedangkan banyak pedapat mengatakan bahwa dunia memiliki komposisi sesuai yang tertuang dalam sebuah ayat yang sangat popular. 

Allah dalam firman-Nya; “Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-bangga tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada adzab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu”. (Al-Hadid : 20)

Kalimat “dunia hanyalah permainan” Al-La’ibu dan Al-Lahwu yang merupakan PERMAINAN. Maksudnya Al-Laibu adalah apa saja yang menyebabkan seseorang cinta dunia, sedangkan Al-Lahwu adalah apa saja yang membuat orang lupa akhirat dan menyepelekannya. Dan nyatanya kehidupan kebanyakan manusia di muka bumi ini adalah seperti itu. Mereka menghalalkan segala cara, silau dengan kekayaan yang dimiliki orang lain, rela berbuat curang dan masih banyak perbuatan yang melanggar hukum yang disebabkan karena cinta dunia.

Selanjutnya ada kata Az-Zinah adalah PERHIASAN. Dunia memang perhiasan, kebanyakan orang berlomba-lomba menghias dirinya dengan fasilitas dunia tanpa beramal untuk kehidupan akhirat. Sebagai perhiasan, dari kekayaannya, orang bisa pamer apa yang sudah dicapai, apa yang sudah dimiliki, apa yang menjadi lambang kesuksesannya seakan diukur dengan harta yang dimiliki di dunia ini dalam bentuk fisik dan materi.

Tafakhurun bainakum, makudnya adalah sebagian dari manusia banyak yang berbangga diri dengan segala sesuatu yang dia dapatkan di dunia terlebih fisik dan kekuatannya. Mereka bangga dengan capaian yang sudah diperoleh tanpa melihat prosesnya sudah benar atau belum. Yang jelas keberadaan dan kekayaannya bisa dinilai orang lain bahwa ia sukses dan bisa diperhitungkan kekayaan dan kesuksesannya.

Takatsurun fi Al-Amwaal wa Al-Aulaad, yaitu manusia berbangga diri dengan harta kekayaannya dan anak-anakya atas orang miskin. Ini yang sangat menyedihkan dan jadi penyakit hati hamba Allah yang diuji dengan harta benda dan kesempatan untuk diberi amanah, tetapi tidak bisa menjalani dengan baik. Mereka kadang memandang orang yang kurang beruntung dengan pandangan menghina, atau menyalahkan tanpa mau membantu dan menanyakan apa sebabnya.

Sebenarnya bila direnungkan lebih dalam bahwa Allah menciptakan dunia dan seisinya memang untuk lahan amal ibadah kita semua. Bagaimana bisa mengelola dengan baik dan memanfaatakannya dengan cara yang ma’ruf.

Jadi, kehidupan dunia dengan segala kenikmatannya yang diciptakan Allah SWT untuk manusia itu tidak haram atau makruh untuk dinikmati. Tetapi, jika kenikmatan dunia itu akan memalingkan manusia dari akhirat maka semuanya bisa berubah menjadi makruh bahkan haram. Alangkah baiknya jika kita menggunakan fasilitas dunia ini untuk mengumpulkan bekal kita diakhirat kelak dengan selalu beribadah dan mendekatkan diri pada-Nya.

Cinta dunia akan jadi penyakit hati, ketika tidak ada pengertian dan kesadaran manusia dalam mengelolanya. Kegelapan akibat manusia terlalu cinta pada dunia memerlukan titik cahaya penerang yang akan menunjukan manusia pada kesadaran hakikat manusia hidup di dunia ini. Penerang tersebut adalah takwa. Dimana takwa merupakan mengerjakan perintah Allah SWTyang menghasilkan keridaan dan pahala Allah SWT dan senatiasa menjaui larangan-Nya yang mengantarkan kita pada kemurkaan Allah SWT. Takwa juga merupakan kesempurnaan yang melindungi manusia dari apa saja yang merugikannya pada hari kiamat kelak.

Jadi intinya penyakit hati karena cinta dunia bisa dibentengi dengan ketakwaan yang dimiliki dan dibangun oleh manusia itu sendiri. Semoga kita bisa menjadi manusia yang bertaqwa sesuai dengan AlQuran dan As sunnah.

Belajar mengingatkan diri sendiri dan mengamalkan satu ayat yang ada di dalam Al Quran dan berbagi.

01 Ramadhan 1440
Pernah menghiasi blog gurusiana tahun 2018

Selasa, 12 Maret 2024

BULAN RAMADAN IDENTIK DENGAN AMPUNAN


BULAN RAMADAN IDENTIK DENGAN AMPUNAN

Oleh Sri Sugiastuti

Manusia hidup tak pernah lepas dari jeratan dosa. Baik itu dosa ringan atau pun dosa berat. Itulah sebabnya kita selalu memohon ampunan di saat selesai salat fardhu atau pun jadi bagian kalimat toyibah yang kita ucapan setiap hari.

Di zaman yang serba instan di era milenial banyak peluang untuk berbuat dosa. Contohnya banyak dimanfaatkan orang dengan melakukan penipuan online, menjadi hacker, memproduksi berita hoax dan menjualproduk palsu. Itu semua bagian dari mudahnya berbuat dosa tanpa ada filter yang kuat untuk membentengi yaitu keimanan dan ketakwaan seseorang.

Ada juga dosa yang dihasilkan karena ketidaktaatan pada perintah Allah seperti meninggalkan salat karena te berlama-lama berada di Mall, main games, atau sekadar bersibuk diri membaca komentar di WA, tidak puasa di bulan Ramadan, melakukan free sex, berjudi, ikut transaksi narkoba, dan masih banyak lagi. Perlahan tapi pasti akhirnya mereka menyadari berada di tempat yang salah, telah melakukan yang dilarang Allah dan mereka pun mulai galau dengan apa yang sedang dikerjakan karena sudah melenceng jauh dari apa yang dipeirntahkan Allah SWT.

Dalam kegalauan mereka akan kembali pada Al Quran dan membuka petunjuk yang ada di dalamnya. Allah SWT, Allah berfirman.
“Hai orang-orang yang beriman, bertobatlah kepada Allah dengan tobat yang semurni-murninya, mudah-mudahan Tuhan kamu akan menghapus kesalahan-kesalahanmu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang yang beriman bersama dengan dia; sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan: "Ya Tuhan kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami; sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu". (QS At-Tahrim: 8)
"Hai orang-orang yang beriman, bertobatlah kepada Allah dengan tobat nasuha (tobat yang semurni-murninya)." Sebenarnya apa yang dimaksud dengan tobat Nasuha?
 Ibnu Katsir dalam Tafsir al-Qur'an al-'Azhim menjelaskan, tobat nasuha, yaitu tobat yang jujur, yang didasari atas tekad yang kuat, yang menghapus kejelekan-kejelekan di masa silam, yang menghimpun dan mengentaskan pelakunya dari kehinaan.

Dalam kitab Riyadh as-Shalihin dijelaskan, jika kemaksiatan itu menyangkut urusan seorang hamba dengan Allah saja, tidak ada hubungannya dengan hak manusia, tobatnya harus memenuhi tiga syarat. Pertama, hendaklah berhenti melakukan maksiat. Kedua, menyesal karena telah melakukan kemaksiatan. Ketiga, berniat tidak akan kembali mengulangi perbuatan maksiat itu untuk selama-lamanya. Apabila tobatnya berkenaan dengan hubungan sesama manusia, tiga syarat tersebut ditambah satu lagi. Orang yang bertobat itu harus meminta kehalalan dari orang yang diambil hak-haknya atau dizalimi.

Tiga syarat tadi mutlak dipenuhi pleh orang yang ingin bertobat. Memang saat bertobat tidak harus menunggu bulan Ramadan.Tetapi sangat jelas bahwa bulan Ramadan adalah bulan ampunan.Jadi sangat cocok buat orang yang sedang galau dan merasa sudah melangkah terlalu jauh dari perintah Allah untuk segera bertobat. Manusia masih diberi kesempatan dengan datangnya bulan Ramadan yang penuh keberkahan, ampunan dan terbukanya pintu surga bagi orang-orang yang ingin menjadi penghuninya.

Rasulullah mengajarkan kita mengiringi keburukan dengan kebaikan, niscaya dengan kebaikan itu akan gugur tiap-tiap keburukan. Karena, seperti sabda Nabi dari Abdullah bin Umar, "Sesungguhnya Allah menerima tobat hamba selama ruhnya belum sampai di kerongkongan."
Momentum bulan Ramadan sangat tepat untuk menggapai ampunan dengan bertobat nasuha. Allah selalu memberi kesempatan pada umat-Nya untuk bertobat. Masalahnya bagaimana dengan perasaan dan kesadaran manusianya sendiri. Apakah dia tetap terlena atau menyadari dan merasa galau dengan dosa-dosa yang diperbuat.

Saatnya memohon ampunan untuk dosa yang telah diperbuat baik itu dosa kecil maupun dosa besar, baik yang disengaja maupun tidak. Selagi masih ada kesempatan. Ayo lakukan jangan ditunda lagi.

Sri Sugiastuti, belajar mengamalkan satu ayat untuk dirinya dan berbagi.
Pernah menghiasi  Blog Gurusiana 2018

Rabu, 06 Maret 2024

Ketika Tangan Allah Bekerja (2)


Ketika Tangan  Allah Bekerja (2)
OTW Solo- Segoro Gunung

Oleh: Sri Sugiastuti

Acin...
Kesayangan ibu... apa kabarmu Nak?
Weekendmu nun jauh disana kau isi dengan giat apa?
Semoga celoteh ibu tentang tadabur alam sekaligus silahturahmi yang ibu sampaikan,  membuat kau seakan membersamai kegiatan ini.

Acin...Mobil bermata sipit itu bergerak lambat ke arah Karanganyar. Suasana malam Minggu membuat lalu lintas padat merayap. Biasanya bada magrib seperti ini, ibu masih warisan  hingga azan Isya. Saat memandang lurus ke jalan, pikiran ibu flashback saat ibu kuliah 45  tahun lalu.  Jalan Raya itu banyak menyisakan kenangan indah. Awal pertama ibu mengajar di sma swasta pgri Karanganyar.  Ibu harus naik angkot. Jaraknya juga lumayan jauh butuh 2 jam lebih. Karena waktu itu ibu sebagai guru muda, usia tidak banyak terpaut dengan siswa yang duduk di kelas 12 atau siswa yang hampir lulus. Mereka dari desa banyak yang telat masuk SMA jadi ada juga yang usianya sebaya dengan ibu.

Acin... ibu  mau cerita ya. Awal jadi guru ibu sangat akrab dengan siswa- siswi di SMA itu. Ibu jadi ingat saat ada siswa yang ngirim surat cinta. Di sudut amplop ditulis "untuk guruku yang Manis." (Padahal ibu tidak membawa tongkat dari pohon tebu.) Isi suratnya sopan dan ditulis dengan bahasa yang santun. Alhamdulillah untuk kasus ini bisa ibu selesaikan dengan baik tanpa melibatkan guru, juga Kepala Sekolah. Belakangan ini baru ibu cerita dengan bapakmu. Lucu ya! Padahal di mata teman mahasiswa ibu memberi lebel bahwa ibu termasuk  gadis tomboy. Sebagian besar teman ibu cowok.

Si Avanza mata sipit terus melaju ke arah Karangpandan. Lagi- lagi memori ibu bekerja. Seminggu sebelum acara gathering ibu sudah pesan sesuatu dan sesuatu ke mbak Yuni. Ingatkan!  Dia yang momong Acin saat usia untuk 4-6 tahun. Sebagai ART yang lumayan banyak membantu kita. Dia keluar karena dipinang tetangga lain desa yang belum pernah dikenal sebelumnya. (Biasa campur tangan orangtua dan Tangan Allah Bekerja). Saat itu ibu dapat izin menghadiri pernikahan mbak Yuni di desa.

Ada satu peristiwa yang baru sekali ibu temukan sampai saat ini. Proses menghitung uang sumbangan dari tamu yang hadir. Selain ada yang menyumbang barang dan dicatat dengan rapi. Ini penting untuk dokumentasi bila suatu saat si penyumbang juga punya hajat, hukumnya wajib menyumbang lebih besar dari apa yang disumbangkan saat ini. Nah saat menghitung sumbangan ada prosesi dimana uang dari dalam kotak Sumbangan ditaruh atau dipindah ke baju pengantin putri yang tadi dipakai saat di pelaminan. Setelah amplop sumbangan dipindah, baru dibuka, dicatat dan hitung sampai tuntas. Maknanya mungkin, suami yang mencari rezeki, istri yang harus mengelola dengan baik.

Acin ibu bukan mau cerita tentang sumbangan pernikahan.  Karena tiba- tiba melintas jadi ibu tulis saja. Ibu  sudah kontak mbak yuni supaya pesan getuk dan durian. Ibu teringat saat ini musim durian. Dan getuk yang sering mba yuni  bawa ke rumah itu enak sekali. Terbayang saat dua jenis pesanan ibu dihidangkan sebagai pot luck yang ibu bawa. Oya selain itu ibu juga bawa pipes, oseng bunga pepaya, singkong rebus dan tahu isi. Terbayang besok menu yang akan tersaji sudah bikin perut lapar.

Oya di mobil juga ada combro buatan ibu yang menyelera. Untuk isinya si oncom ibu ganti gembus dan tempe.Ya tetap enak. Maklum makanan berbahan baku singkong selalu menjadi makanan  favorit ibu. Coba hitung berapa jenis makanan berbahan baku singkong yang ada di Nusantara. Banyak sekali. Ini bagian dari kekayaan Indonesia.


Acin bisa merenung ya! 

Dari apa yang ibu tulis itu tidak lebih dari rasa syukur  ibu yang ibu kemas dalam satu tulisan. Betapa ibu bersyukur diberi umur panjang.  Betapa ibu bersyukur bisa napsk tilas dan silahturahmi bersama keluarga besar ibu dari beberapa generasi. Š•yang, ibu, bude, anak mantu, cucu, dan buyut. Tanpa campur tangan Allah, sangat tidak mungkin. Adanya nikmat sehat dan sempat. Ibu dipertemukan dengan orang- orang baik.

Soloraya, 06 03 2024


Senin, 04 Maret 2024

Ketika Tangan Allah Bekerja

Saat healing tadabur alam di kawasan hutan menuju Paralayang Kemuning ( dokpri)

Ketika Tangan Allah Bekerja

Oleh: Sri Sugiastuti

Acin yang selalu ibu peluk dalam doa.

Terima kasih semalam sudah bisa ngobrol sama bapak dan ibu via vicall sambil leyeh-leyeh di kamar. Bapak seperti bisa selalu flash back dengan cerita zadulnya saat SR kelas 5 di desa dan hijrah ke Solo. Betapa bangganya dia yang anak desa bisa jadi juara karena selalu banyak bertanya. Sementara temannya yang anak kota selalu membullynya. "Dasar cah ndeso kebanyakan bertanya!"

Kalau cerita ibu beda lah. Acin paham ya, bapak ibu tidak punya "gerobak" untuk transportasi ke luar kota. Mas  Ndaru rempong sama mertuanya yang sakit,  mbak Ratih dan kantornya juga kegiatan anak- anaknya. Bapak sebagai penasihat ibu yang harus didengar sarannya. "Rental plus plus dan jangan merepotkan anak." Ide bagus tinggal telpon mas rental, beres. Ternyata kenyataan tidak sesimpel itu.

Bapak ngga ikut, tetapi ada tante Wiwik dan cucunya dari Malang, dan juga tante Nesi dan Amor anaknya yang dari Yogya. Mas Adi rental ngga bisa bantu, mobilnya keluar semua maklum weekend. Ngga kurang cara ibu hubungi nomor WA driver grab yang ibu simpan, masih belum beruntung karena posisi Amor masih di yogya dengan acara penguatan mental jelang ujian SMA. Ibu ngga bisa kasih estimasi waktu.

Usai salat asar dan zikir petang, ibu selonjoran. Tante Wiwik sama Tante  Nesi malah ngeluyur dari stasiun Balapan ke stasiun Klaten PP. Ibu santai saja menunggu mereka pulang dan nunggu kabar Amor. Pasti ada solusi dan malam tetap sampai harus sampai Segoro Gunung (nama desa di bawah bukit paralayang Kemuning Karanganyar). Acara gathering keluarga yang sudah dirancang sebulan yang lalu.

Bapak yang paham medan dan lokasi desa itu, karena dulu zaman jadi guru hampir tiap tahun Kemah dan hiking di desa  Segoro Gunung. Bapak pun mulai banyak pesan ini itu. Ibu sudah berkaos warna hijau harus ganti. Apalagi kiriman video dari bude Nunuk kalau disana sudah turun kabut dan baru saja turun hujan. Nah jiwa petualangan ibu mulai terbakar. Terbayang kelap kerlip kota Solo dan Karanganyar bila dinikmati dari vilanya Tante Yanti. Belum lagi celoteh tante- tantemu yang seumur dengan ibu.

Ibu balas chat bude Nunuk ehh,... ternyata tante Wiwik pulang sudah ready dengan mobil plus driver yang siap ngantar Ibu dan grupnya meluncur ke Segoro Gunung. Awalnya Ibu under estimate  dengan penampilan drivernya yang seperti tukang sayur tetapi berjaket kulit. Tetapi waktu Ibu masuk mobil dan duduk di samping driver. Wow nyaman banget itu mobil Avanza terbaru 2023. Allah memberi  kesempatan memanfaatkan sarana yang ada, ya harus disyukuri,  yang penting ibu menikmati kenyamanan ini.

Mobil sudah meluncur ke stasiun. Si Amor belum masuk stasiun Balapan, azan magrib berkumandang. Ibu ambil inisiatif salat dulu di masjid stasiun Balapan yang bersih dan megah. Karena buru- buru ibu ngga ambil tas mukena. Ehh... saat ibu selesai wudhu, ada petugas yang sedang ganti mukena bersih dan wangi. Ibu pun salat dengan nyaman. Usai salat ibu ngarep pengen salam tempel ke petugas tadi, sekadar memberi kejutan kecil ke mba petugas tadi. Ibu clingak- clinguk.  Mbanya ngga ada, duh ibu menyesal banget. Alhamdulillah saat ibu mau pakai sepatu, mbanya nongol di depan ibu. Langsung salam tempel dong. Dan rasanya plong. Ibu bahagia, dia juga bahagia.

Sore ini ibu banyak belajar dari orang- orang yang ibu jumpai. Mereka bagian dari orang- orang yang dikirim Allah  untuk ibu gaul dan bersinergi. Sebenarnya kalau kita mau merenung, apa pun yang terjadi dan menyadari, saat kita melibatkan Allah semua terasa nyaman dan Teduh.

Soloraya, 04 03 2024




Minggu, 18 Februari 2024

Bertabur Jenang di Festival Jenang Solo


Bertabur Jenang di Festival Jenang Solo

Oleh: Sri Sugiastuti

Sabtu tanggal 17 Februari  2024 menjadi hari istimewa.  Bukan karena imbas  pasca pesta demokrasi atau masih suasana  hari kasih sayang di tanggal 14 Februari. Tepatnya tadi pagi ada Festival Jenang Solo  di Koridor Ngarsapura, Jl. Diponegoro, Keprabon, Banjarsari, Solo. Sebenarnya Festival ini sudah menjadi agenda tahunan yang selalu digelar dengan meriah.

Alhamdulillah ada nikmat sehat dan nikmat sempat. Pak Suami kali ini antusias. Kami pun pada pukul 8.30 sudah merapat di parkiran motor, yang tidak terlalu jauh dari lokasi acara digelar. Acara sudah dimulai. Tarian pembuka oleh penari yang  bernuansa Nusantara ikut memerahkan Festival Jenang Solo tahun 2024.


                             Suasana saat pembukaan Festival jenang Solo 2024,docpri

Festival Jenang kali ini diadakan juga dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-279 Kota Solo yang jatuh pada 17 Februari 2024. Selain itu  bertepatan dengan memperingati Mangayubagya Jumenengan K.G.P.A.A. Mangkunegara X. Pak Heru Mataya Pegiat Yayasan Jenang Indonesia, mengatakan penyelenggaraan sengaja dilaksanakan pada HUT Kota Solo sebagai pengingat warga tentang hari lahir kota Solo.

Pesta jenang dilakukan usai rombongan kirab lewat dan membagikan jenang secara simbolis di panggung utama.  Tampak Wakil Wali Kota Surakarta Teguh Prakosa, Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA) Mangkunegara X, dan Pengageng Parentah Keraton Surakarta Hadiningrat Kanjeng Gusti Pangeran Harya (KGPH) Dipokusumo hadir di acara ini.


                                  Bersama komunitas Rotary club usai Festival Jenang

Makna jenang dan angka 17 Menurut Pemerhati budaya Solo Tunjung W Sutirto, jenang adalah warisan budaya berupa benda/ makanan  yang sangat simbolik. “Dulu pada 1742, saat boyongan( pindahan) dari Keraton Kartasura ke Surakarta, disimbolkan dengan jenang. Jumlahnya 17 macam jenang. Angka 17 sangat maknawi.  Angka 17 menurut Keraton Mataram Islam di Kartasura, terdiri dari angka 1 yang berarti keesaan Tuhan dan 7 adalah siklus hidup satu pekan dan jumlah langit dalam Islam. “17 juga menjadi tanggal hari jadi Kota Solo, 17 juga hari kemerdekaan Indonesia. Jadi, ada jenang jumlahnya 17 untuk memaknai simbol. Adapun jenang bermakna kehidupan.

                              Acara inti memaknai Jenang untuk simbol  kehidupan docpri

Jenang tidak pernah dibuat saat ada orang meninggal dunia. Tetapi setiap orang yang hidup, mulai dari lahir sampai menikah, selalu ada jenang. Selain itu, jenang berasal dari bahasa Arab, yakni jannah yang berarti surga. Oleh karena itu, masyarakat Jawa harus memegang makna halus ini.

Aneka jenang gratis.

Saat pembagian jenang dimulai, masyarakat langsung mengerubungi tempat-tempat pembagian jenang. Alhamdulillah kami berhasil menikmati  berbagai jenang aneka rasa.

1.Jenang Katul. Jenang yang terbuat dari katul dicampur dengan gula jawa. Saat disajikan disiram santan yang sudah dimasak.

2. Jenang Pandan Nangka. Berwarna hijau cantik dengan campuran buah Nangka. Bertekstur lembut.Ada 2 kuah ( juruh) santan dan gula merah.

3.Jenang  Terik. Dengan rasa gurih lembut. Terik semacam sayur  bersantai yang berisi tahu, ayam, telur dibumbu agak pedas gurih menyelera.

4. Jenang Sumsum.Terbuat dari tepung beras dan santan. Berwarna putih. Saat mau dimakan disiram juruh (air gula jawa)

5.Jenang sambal goreng. Semacam bubur nasi yang lembut diberi sayur bersantan yang berisi  krecek, telur puyuh dan tahu, bisa juga kacang tolo.

6.Jenang grendul. Jenang ini berwarna coklat karena menggunakan gula jawa. Ada butiran/ grendul sebesar kelereng yg terbuat dari tepung ketan, rasanya kenyal.

7. Jenang Tumpang. Bubur nasi yang dimakan campur sayur tumpang. Sayur atau sambal berbahan dasar tempe semangit/ bosok. Dengan aneka bumbu dapur yang khas.  Pelengkapnya ada sayuran rebus seperti kenikir, bayam, tauge, dan kacang panjang.

8. Jenang Ketan Hitam. Bahan dasarnya ketan hitam, dan saat disantap bersama kuah santan.

9. Jenang mutiara atau jenang cantik manis. Tampilannya memang menyelera.  Bahan dasarnya sagu yang bentuk nya bulatan- bulatan kecil saat dibuat dicampur dengan gula. Disantap bersama air santan yang gurih.

10.Jenang Pati Garut. Jenang lembut yang Bahan dasarnya tepung Garut. Jenang ini bisa dikonsumsi penderita sakit maag atau lambung.


Masih ada jenang cenil, jenang candil, jenang sagu dan
jenang yang lain bagian dari berbagai jenang yang dimodifikasi dengan kacang hijau dan jenis lain.

Pengisi stand jenang gratis dari berbagai instansi. Ada yang dari Kelurahan,  hotel, juga berbagai komunitas seperti Rotary club, PKK, Rumah Cerdas dan lain-lain.

Festival yang digelar dari pukul 8.00- 11.00 cukup meriah dan berkesan. Even ini bisa menambah daya tarik wisata ke kota Solo.

Surakarta Hadiningrat,  17 02 2023



Kamis, 26 Oktober 2023

HIDUP BAGAI TALANG

Hidup Bagai Talang

Sri Sugiastuti 

Bisa berbagi pada yang lain. Sudahkah kita lakukan? Pertanyaan itu menohok hati Bu Kanjeng. Kadang merasa sugih dewe, pinter dewe, nguyu dewe. Itu juga susah. Jadi sebaiknya kita itu pandai - pandai berbagi pada yang lain. 

Ada perumpamaan yang cantik dari sebuah lampu. Ya Lampu bisa menyalurkan pada yang lain. Ada saklar mahal kalah dengan saklar murah bila tidak bisa menyalurkan sia-sia. Jangan sampai malu karena ada tuntutan dari tetangga
Pasti tidak bisa tidur. 

Artinya tidak  mukmin bila ada tetangga yang masih lapar. Pernahkah ngabsen tetangga  yang belum  makan. Disinilah, fungsi  kekhalifahan harus hidupkan. 
Kita harus bisa sebagai penyalur kasih sayang Allah. 

Banyak cara yang bisa dilakukan. Contoh kecil dan sepele yang dilakukan teman Bu Kanjeng seorang guru di sekolahnya. Hampir tiap Jumat, ada saja yang dibawa ke Sekolah untuk berbagi dengan teman-temannya. 

Bu Kanjeng tidak kaget, karena memang sering menerima dan langsung disalurkan. Layaknya sebuah talang yang menyalurkan apa yang sudah diterima. Ada 2 kg mie basah, 3 ikat sawi sendok, dan 5 ikat besar bayam cabut. 

Otak  Bu Kanjeng langsung bekerja. Ini Jumat barokah, gizi santri TPA pun harus dipikir. Secepat halilintar menu menari di benaknya. Untuk guru karyawan mie goreng dan pecel oke. Untuk santri TPA nanti sore, nasi goreng dan bola- bola daging giling. Lalu yang mengerjakannya siapa Bu Kanjeng? Mungkin ada pertanyaan itu ya? Bagi- bagi tugas sesuai tupoksi masing- masing. Ada ibu kantin yang biasa ia mintai tolong. Artinya Bu Kanjeng bisa berbagi lagi. Berbagi pekerjaan tepatnya. 

Setelah jelas perintahnya. Bu Kanjeng beralih ke tugas lain. Ia ingin silahturahmi ke rumah besannya yang menderita kanker. Sejak idul fitri Bu Kanjeng belum berkunjung lagi. Ia tidak ingin menyesal karena menunda. Senin lalu hal itu terjadi. Ia mengingkari kata batinnya. Sudah direncanakan Sabtu akan menengok besannya yang juga menderita kanker stadium lanjut. Bu Kanjeng menunda karena ada kegiatan lain. Nah penyesalan pun datang. Allah memanggilnya untuk menghadap- Nya.

Padahal Bu Kanjeng paham mendoakan dan mengunjungi orang sakit itu wajib hukumnya. Sekaligus sebagai pengingat betapa rezeki sehat itu sangat berharga. Selain Itu juga sebagai introspeksi diri bahwa di saat kita diberi ujian sakit, maka materi itu tidak ada nilainya. 

Maka hiduplah seperti talang yang bisa menyulurkan apa yang sudah didapat. Ada juga yang memberi perumpamaan bahwa rezeki itu bak air yang ada di dalam sumur. Tidak boleh ditimbun. 

Sumur bila tidak ditimba, maka air itu akan tidak enak, bau, airnya pun keruh. Begitu juga rezeki yang kita peroleh, bila ditumpuk pasti mubajir. 

Gambaran hidup bagaikan talang membuka wawasan Bu Kanjeng untuk selalu bisa berbagi dan bersyukur punya kesempatan memikirkan orang lain.Bu Kanjeng yakin hidupnya pun sudah ada yang mikir. 

Bagaimana menurut anda? 

Soloraya, Jumat 7 Agustus 2020